Suara Ulama Daerah Pada Salah Satu TV Nasional, Ulama : Jangan Bersuara Jika Belum Mendengar




Purwakarta - Kritik pada salah satu TV Nasional yang menarasikan tentang kehidupan dalam Pondok Pesantren, sebagai sebuah praktik perbudakan terus menuai sikap dari berbagai daerah khususnya dari para ulama dan tokoh agama.

KH. Aa Baweh Ketua Silahturahmi Gabungan Asatid Purwakarta ( SIGAP ) berucap ungkapan penyesalan atas narasi media TV Nasional tersebut, yang terkesan menceritakan jika Pondok Pesantren merupakan lingkungan perbudakan santri ( siswa yang sedang menunutut ilmu agama ) dengan keuntungan materi buat para kyai ( pengurus pondok pesantren ).

" jangan menyuarakan hal yang tidak dipahami, jangan bersuara jika belum mendengar dan apalagi tentang agama, hal ini sensitif," ujarnya.

Sedikit mengulas, KH Aa Sibaweh dimedia ini menjelaskan jika apa yang dilakukan oleh santri atas perintah atau tanpa perintah Kyai nya di lingkungan pondok pesantren merupakan sebuah proses pendidikan yang tidak akan dipahami jika belum mejalaninya.

Lanjut kata KH Aa, santri sebelum masuk ke pondok pesantren pasti sudah menjalani ijab qobul antara orang tua calon santri dengan Kyai nya sebagai syareat masuk menjadi santri.

" ada ilmu etika dan adab yang diberikan pada santri awal masuk ke pondok pesantren, kepatuhan santri ke Kyai nya merupakan ajaran dasar santri bisa menyerap ilmu agama pada jenjang selanjutnya," lanjut KH.Aa. 

Jadi baiknya saran atas nama Lembaga , KH Aa Sibaweh berharap media lebih bijak mengambil materi liputan sebelum kemudian menjadi produk jurnalistik.

" hati hati mulut mu harimau mu, jangan asal menyuarakan jika tidak dimengerti," ucapnya lagi.

Meski menyatakan penyesalannya pada produk jurnalistik TV Nasional tersebut yang kini viral dan menuai kecaman para ulama dan santri se indonesia. KH Aa Sibaweh mengingatkan pada santri dan umumnya umat islam agar tidak terpancing emosi.

" saya atas nama ketua SIGAP Kab Purwakarta berharap semua pihak bisa menahan diri, meski orang tua kita para Kyai sudah menjadi objek buly. Sabar dan tetap tawakal," katanya.
Next Post Previous Post